Halaqahyang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kematian". Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan Allah ﷻ untuk menguji siapa diantara kita yang paling baik amalannya. dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian tersebut.
Halaqahyang Ke-23 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke-21. 18 Diantaranya disebutkan berturut-turut didalam surat Al An'am dan 7 orang berpisah-pisah didalam surat -surat yang lain.
SilsilahKeluarga Tasya Farasya dan Tasyi Athasyia, Keturunan Arab Pemilik Perusahaan Tifar Admanco. Melati Pratiwi . Kamis 04 Agustus 2022 08:02 WIB. Silsilah keluarga Tasya Farasya dan Tasyi Athasyia. (Foto: @tasyafarasya) 7. Jennifer Jill Pamer Badan Langsing Berbalut Dress Panjang, Yuni Shara: Juara Deh! 8.
YangPerlu Anda Ketahui Dari Hadits-1. Silsilah Hadits-Hadits Masyhur-13 (Syahwat Wanita Silsilah Hadits-Hadits Masyhur-12 (Aku Adalah Nabi Silsilah Hadits-Hadits Masyhur-11 (Aku Adalah Kota SILSILAH HADITS-HADITS MASYHUR-14 (Cinta Tanah Air "Perbedaan Pendapat Di Kalangan Umatku Adalah Rahmat".
Halaqahyang ke-7, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah Beliau mengatakan, بِــسم الله الرحمن الرحيم "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" Dan beliau memulai kitab beliau dengan Basmalah, meniru didalam Al-Quran.
السلامعليكم ورحمة الله وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين. Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat adalah tentang Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian 07 Dari 12. Diantara Amalan Malaikat yang
. Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang “Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur”. Allah menyebutkan Shuhuf Musa dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan An-Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. • Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa berbeda dengan At-Taurat, diantaranya adalah Syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullāh. • Dan sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Musa adalah bagian dari Kitab At-Taurat, seperti Syaikh Abdurrazzaq Afifiy rahimahullāh. • Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Musa sama dengan At-Taurat, diantaranya adalah Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullāh. Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih kuat. Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global dengan semua kitab yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya. Az-Zabur Kalimat Az-Zabur, secara bahasa artinya adalah kitab, jamaknya adalah Az-Zubur. Allah berfirman, وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ “Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.” QS Al-Qamr 52 ⇒ Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat. Yang kita ketahui tentang Az-Zabur bahwasanya ◆ ⑴ Kitab ini diturunkan kepada Nabi Dawud alayhissalām. Sebagaimana firman Allah di dalam surat An-Nisa ayat 163 dan Al-Isra’ ayat 55, وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُوراً “Dan Kami telah berikan kepada Daud, kitab Zabur.” Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda, أُعْطِيتُ مَكَانَ التَّوْرَاةِ ؛ السَّبْعَ وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الزَّبُورِ ؛ الْمَئِينَ ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الْإِنْجِيلِ ؛ الْمَثَانِيَ ، وَفُضِّلْتُ ؛ بِالْمُفَصَّلِ “Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Main yang sebanding dengan kitab Az-Zabur. Dan aku diberi Al-Matsaniy yang sebanding dengan kitab Al-Injil. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh ⇒ Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Main, Al-Matsaniy, dan Al-Mufashshal adalah nama kumpulan surat yang ada di dalam Al-Quran. ◆ ⑵ Az-Zabur diturunkan di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda, وأنزل الزبور لثمان عشرة خلت من رمضان “Dan diturunkan Az-Zabur setelah berlalu 18 hari di bulan Ramadhan.” HR Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabir dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy. Post navigation
Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang “Kitab Al-Injil Bagian 2”. Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil di dalam Al-Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi shallallāhu alayhi wa sallam, 3 Tentang sebagian yang terkandung di dalam Al-Injil. Allah Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan diantara kandungan Kitab Injil adalah 1. Kabar Gembira Tentang Kedatangan Nabi Muhammad ﷺ . [Sebagaimana dalam QS Al-A’raf 157] Demikian pula, 2. Penyebutan Sifat Sahabat Rasulullah ﷺ . [Sebagaimana dalam QS Al-Fath 29] Dan Allah juga menyebutkan di dalamnya bahwa, 3. Allah Membeli Jiwa dan Harta Orang yang Beriman dengan Surga. [Sebagaimana di dalam QS At-Taubah 111] Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Injil di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits 4 Diturunkan Kitab Injil malam tanggal 14 Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda, وأنزلت التوراة لست مضين من رمضان وأنزل الانجيل لثلاث عشرة مضت من رمضان “Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari berlalu di bulan Ramadhan yaitu malam tanggal 7 dan Injil diturunkan setelah 13 hari berlalu di bulan Ramadhan yaitu malam tangal 14.” HR Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabir dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh Perlu diketahui bahwa Al-Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa alayhissalām. Al-Injil yang Allah turunkan kepada Nabi Isa tidak diketahui bekasnya, yang ada hanyalah tulisan orang-orang yang tidak jelas riwayat hidupnya dan tidak ada sanad yang shahih, yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun setelah Nabi Isa diangkat oleh Allah, sehingga banyak kesalahan dan perbedaan yang banyak sekali antara Injil-Injil tersebut. Oleh karena itu mereka menamakan Injil-Injil tersebut dengan nama-nama penulisnya; • Injil Mathius • Injil Markus • Injil Lukas • Injil Yohana • Dan lain-lain. Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu Injil dari Isa alayhissalām. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy, Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy. Post navigation
Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang “Beramal, Ridha, dan Berserah Diri dengan Hukum-Hukum yang Ada di Dalam Kitab-Kitab Allah”. Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah; ⑷ Beramal, Ridha, dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab tersebut, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا “Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita, apabila Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan sebuah perkara, kemudian mereka memiliki pilihan yang lain di dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang memaksiati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” QS Al-Ahzab 36 Dan Allah berfirman, فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Maka demi Rabb-mu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau wahai Muhammad sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian mereka tidak menemukan rasa berat di dalam hati-hati mereka terhadap apa yang engkau putuskan dan mereka menerima dengan sebenarnya.” QS An Nisa 65 Adapun hukum yang sudah dihapus, maka tidak boleh diamalkan, seperti • Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya. ⇒ Sebagaimana di dalam surat Al-Baqarah ayat 240. Maka telah dihapus dengan ayat 234 dari Surat Al-Baqarah yang isinya bahwa ✓Masa iddah wanita yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10 hari. Dan semua kitab yang terdahulu secara umum hukum-hukumnya telah dihapus dengan Al-Qur’an. ⇒ Artinya, tidak boleh seorang pun baik jin maupun manusia mengamalkan hukum-hukum yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya, setelah datangnya Al-Qur’an. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا “Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab yaitu Al-Qur’an dengan haq yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka hendaklah engkau menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allah turunkan. Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang datang kepadamu bagi masing-masing dari kalian telah kami jadikan syariat dan juga jalan.” QS Al-Maidah 48 Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum dengan Al-Qur’an, seandainya beliau masih hidup ketika Al-Qur’an turun. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda, وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, seandainya Musa hidup, niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh Oleh karena itu Nabi Isa alayhissalām yang diturunkan kepadanya Injil di akhir zaman, ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallāhu alayhi wa sallam. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy, Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Kitab Allah 🔊 Halaqah 7 Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 SHUHUF MUSA DAN KITAB AZ-ZABUR السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan kitab-kitab Allah adalah tentang “Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur” 📙 Allah menyebutkan Shuhuf Musa dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan An-Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. 📙 Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa berbeda dengan At-Taurat, diantaranya adalah Syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullah. 📙 Dan sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Musa adalah bagian dari Kitab At-Taurat, seperti Syaikh Abdurrazzaq Afifiy rahimahullah. 📙 Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf Musa sama dengan kitab At-Taurat, diantaranya adalah Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah. 📌 Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih kuat. ✅ Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global dengan semua kitab yang Allāh turunkan kepada para RasulNya. ✅ Az-Zabur, maka kalimat Az-Zabur, secara bahasa artinya adalah kitab, jamaknya adalah Az-Zubur. Allāh berfirman وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ “Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.” QS Al-Qamr 52 Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat. ✅ Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya, Kitab ini diturunkan kepada Nabi Dawud alayhissalām, Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā dan Al-Isrā وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُوراً “Dan Kami telah berikan kepada Dawud kitab Zabur.” An-Nisa 163 dan Al-Isra 55 Rasūlullāh ﷺ bersabda أُعْطِيتُ مَكَانَ التَّوْرَاةِ ؛ السَّبْعَ وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الزَّبُورِ ؛ الْمَئِينَ ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الْإِنْجِيلِ ؛ الْمَثَانِيَ ، وَفُضِّلْتُ ؛ بِالْمُفَصَّلِ “Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Main yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan aku diberi Al-Matsaniy yang sebanding dengan kitab Al-Injil. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh 📙 Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Main, Al-Matsaniy dan Al-Mufashshal adalah nama kumpulan surat yang ada di dalam Al-Qurān. Az-Zabur diturunkan di bulan Ramadhān, Rasūlullāh ﷺ bersabda وأنزل الزبور لثمان عشرة خلت من رمضان “Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18 hari di bulan Ramadhān.” HR Ath-Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
SILSILAH Al-Qowāidul Arba Halaqah 7 Penjelasan ketujuh ═════════ ❁❁ ═════════ Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Al-Qowāidul Arba’, beliau rahimahullah mengatakan فَإِذَا عَرَفْتَ أَنَّ اللهَ خَلَقَكَ لِعِبَادَتِهِ؛ فَاعْلَمْ أَنَّ الْعِبَادَةَ لا تُسَمَّى عِبَادَةً إِلا مَعَ التَّوْحِيدِ “Apabila engkau wahai pembaca – pendengar mengetahui bahwasanya Allāh menciptakan dirimu untuk beribadah kepada-Nya MAKA KETAHUILAH bahwasanya ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali dengan Tauhid”. Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Allāh, kecuali apabila dia mentauhidkan Allāh meng-Esa-kan Allāh didalam ibadah tersebut. Apabila seseorang mengaku beribadah kepada Allāh tetapi dia tidak meng-Esa-kan Allāh dalam ibadah tersebut, artinya selain dia beribadah kepada Allāh juga menyerahkan sebagian kepada selain Allah ajja wa Jalla maka ini TIDAK DINAMAKAN dengan ibadah. Oleh karena itu beliau mengatakan “ibadah dinamakan ibadah apabila kita ber Tauhid, hanya meng-Esa-kan Allāh didalam beribadah ” Kemudian beliau mengatakan كَمَا أَنَّ الصَّلاةَ لا تُسَمَّى صَلَاةً إِلا مَعَ الطَّهَارَةِ. ” sebagaimana shalat, tidak dinamakan shalat kecuali apabila ada thaharah / bersuci “. Apabila seseorang, misalnya melakukan shalat, ruku sujud berdiri tetapi dia tidak melakukan thaharah, apakah ini dinamakan shalat? Secara dhahir orang menyangkal bahwasanya dia shalat, tetapi karena tidak melakukan thaharah – tidak bersuci, melakukan shalat tersebut dalam keadaan tidak suci maka ini tidak dinamakan shalat لا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاةَ أَحَدِكُمْ إذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ “Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menerima shalat salah seorang dari kalian apabila dia berhadas sampai dia berwudhu “. Berthaharah adalah termasuk syarat sah nya shalat, orang yang shalat tanpa ber thaharah maka tidak dinamakan – melakukan shalat. Ini adalah perumpamaan yang beliau bawakan untuk kita supaya kita mudah untuk memahami ucapan beliau. Demikian pula ibadah, apabila seseorang tidak ber tauhid didalam ibadah tersebut maka ini tidak dinamakan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sebagaimana shalat apabila tidak ber thaharah / tidak bersuci maka tidak dinamakan shalat. Kemudian beliau mengatakan فَإِذَا دَخَلَ الشِّرْكُ فِي الْعِبَادَةِ فَسَدَتْ “Maka apabila kesyirikan masuk didalam sebuah ibadah, ibadah tersebut akan menjadi menjadi rusak ” كَالْحَدَثِ إِذَا دَخَلَ فِي الطَّهَاَرِةِ ” sebagaimana hadats kecil maupun besar apabila masuk didalam thaharah maka akan merusak thaharah tersebut” Orang yang dalam keadaan suci apabila ada hadats baik yang kecil maupun besar maka kesucian dia menjadi rusak. Syirik apabila masuk didalam ibadah seseorang ibadah tersebut akan menjadi rusak, akan menjadi gugur , Sebagaimana firman Allah Ta’ala مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ ۚ أُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ ” Tidaklah orang-orang musyirikin mereka memakmurkan masjid² Allāh dalam keadaan mereka bersaksi bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kafir merekalah orang-orang yang gugur dan terhapus Amalan-amalan mereka dan mereka akan kekal didalam neraka ” Orang-orang musyirikin quraisy yang ada di zaman Nabi ﷺ, mereka mengaku bahwasanya mereka memakmurkan masjidil Haram, memakmurkan Ka’bah, menghormati orang-orang yang datang kesana memberikan minum kepada Jamaah Haji yang datang kesana. Ini adalah pengakuan orang-orang musyirikin. Allāh mengatakan tidaklah orang-orang musyirikin mereka yang memakmurkan masjid² Allāh sedangkan mereka bersaksi atas diri mereka sendiri bahwasanya mereka orang-orang yang kufur. Allāh mengabarkan bahwasanya Amalan-amalan yang mereka lakukan adalah Amalan-amalan yang batal yg terhapus أُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ ” mereka adalah orang-orang yang batal Amalan-amalan dan mereka kekal di dalam neraka”. Kenapa batal? Padahal mereka melakukan amalan yang besar, memberikan penghormatan orang-orang yang datang untuk beribadah kesana, karena iba dah haji ini sudah ada semenjak zaman dahulu, bahkan sebelum datangnya Islam yg dibawa oleh Rasūlullāh ﷺ . Ibadah Haji ini termasuk dalam peninggalan dari Nabi Ibrahim alaihi wa sallam yang merupakan nenek moyang dari orang-orang quraisy itu sendiri, meskipun sudah dirubah caranya oleh orang-orang quraisy, jadi mereka mengaku memakmurkan masjid ² Allāh akan tetapi mereka adalah orang-orang yang kufur sehingga Allāh batalkan Amalan-amalan mereka, menunjukkan bahwasanya kesyirikan – kekufuran ini bisa membatalkan amalan sebagaimana hadats ini bisa membatalkan thaharah seseorang. Wabillahi taufiq wal hidayah Wassalaamu’alaykum warahmatullaah wabarakaatuh Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah ═════════ ❁❁ ═════════
silsilah 7 halaqah 7